Tuesday, January 3, 2012

Bukti bahwa aqidah ulama As-Salaf adalah “Allah Wujud Tanpa Bertempat

Bukti bahwa aqidah ulama As-Salaf adalah “Allah Wujud Tanpa
Bertempat” ?
Di sini akan dibawa sebagian saja kenyataan dari para ulama As-Salaf termasuk para
sahabat Nabi sebagai bukti yg menunjukkan bahwa aqidah ulama Salaf antaranya adalah
Allah wujud tanpa tempat:

a. Seorang sahabat Nabi yang terkenal dengan keilmuan beliau pernah dipuji oleh
Rasulullah yaitu Imam Sayyidina 'Ali karramallahu wajhah wafat pada 40 Hijriyyah
pernah berkata yang bermakna:
“Sesungguhnya Allah telah wujud tanpa tempat, maka Dia sekarang tetap sedia wujud
tanpa tempat”.
Kenyataan tersebut dinyatakan dalam kitab karangan Imam Abu Mansur al-Baghdadiyy
dalam kitab beliau yang masyhur al-Farq Bayna al-Firaq pada halaman 256 cetakan Dar
al-Kutub al-'Ilmiyyah.
Ini memberi arti bahawa di antara aqidah para sahabat serta ulama Salaf adalah "Allah
wujud tanpa bertempat‟ yaitu tidak diliputi oleh sesuatu tempat maupun semua
tempat. Dalam halaman kitab yang sama juga dinukilkan kenyataan Imam 'Ali yang
artinya:
“Sesungguhnya Allah menciptakan 'arasy adalah untuk menampakan kekuasaan-Nya dan
bukanlah untuk dijadikan tempat bagi zat-Nya”.

b. Imam al-Syafi'iyy rahimahullah yang wafat pada 204 Hijriyyah pernah berkata:
“Dalil bahwa Allah wujud tanpa tempat adalah Allah Ta‟ala telah wujud sebelum wujudnya tempat, kemudian Allah menciptakan tempat dan Allah tetap pada sifat-Nya yang
azali sebelum terciptanya tempat, maka tidak harus berlaku perubahan pada zat-Nya dan
begitu juga tiada pertukaran pada sifat-Nya”.
Kenyataan Imam al-Syafi'iyy tadi dinyatakan oleh Imam al-Hafiz Murtadha az-Zabidyy
di dalam kitab beliau berjudul Itihaf al-Sadah al-Muttaqin juz kedua, hal 36 Dar
al-Kutub al'Ilmiyyah.

c. Imam yang terkenal dengan karangan kitab aqidah beliau berjudul 'Aqidah al-
Tahawiyyah bernama Imam al-Hafiz Ahmad bin Salamah Abu Ja'far al-Tahawiyy wafat
pada 321 Hijriyyah (merupakan ulama Salaf) telah menyatakan dalam kitab beliau
tersebut pada halaman 15, cetakan Dar al-Yaqin yang artinya:
“Allah tidak berada (tidak diliputi) pada enam penjuru (atas, bawah, kanan, kiri, depan,
belakang) separti sekalian makhluk”.

6. Apakah pegangan ulama As-Salaf pada ayat dan hadith Al-Mutasyabihat pula ?
Pegangan ulama Salaf pada ayat dan hadits al-Mutasyabihat mengenai sifat Allah Ta'ala
adalah didapati kebanyakan ulama As-Salaf memilih jalan tidak mentakwilkan secara
tafsiliyy (terperinci) ayat tersebut akan tetapi ditakwil secara ijmaliyy (menafikan makna
dzahirnya) dan diserahkan makna sebenarnya kepada Yang Maha Mengetahui tanpa
berpegang dengan dzahirnya, tanpa menyandarkan sifat tasybih, tajsim dan bertempat bagi
dzat Allah.
Akan tetapi wujud di kalangan ulama Salaf yang mentakwilkan secara tafsiliyy ayat Al-
Mutasyabihat separti Imam al-Bukhari di dalam kitab beliau Sahih Al-Bukhari
mentakwilkan firman Allah di dalam Surah Al-Qasas ayat 88 :
“Wajah-Nya” berarti kerajaan-Nya.

0 comments:

About Me